Artikel Media dan Pencitraan

Sunday, 22 March 2015 0 comments
Media dan Pencitraan
(Sandy Kurniawan / Universitas Muhammadiyah Malang)
A.      Apa itu pencitraan?
Ada anggapan bahwa pencitraan itu adalah kepura-puraan terhadap publik. Seperti dalam peribahasa “Ada udang dibalik batu”, bagaimana suatu seorang atau tokoh/perusahaan (objek) memanipulasi presepsi publik terhadap dirinya. Tak lain tak bukan untuk mendapatkan respon yang positif dari publik. Hal tersebut di karenakan suatu objek menginginkan suatu tujuan dan keuntungan dari publik, bisa berupa tahta, pamor,  nama baik, gengsi, dsb.
Beragam pendapat yang di kemukakan oleh para ahli bahasa, diambil definisi dari Bill Canton (S.Soemirat dan Andrianto. E 2007:111) memberikan sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap suatu perusahaan, kesan yang di sengaja ditimbulkan oleh suautu objek atau orang, organisasi.
Secara garis besar pencitraan mencakup tentang pandangan/prespektif sesorang terhadap suatu objek (perorangan, perusahaan, organisasi). Pandangan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam prasangka, tergantung pandangan seorang atau individu dalam melihatnya. Bisa dikatakan sangat baik, namun bisa juga dikatakan sangat buruk. Disitulah kita sebagai publik di tuntut untuk lebih jeli dalam menerima suatu pencitraan yang di lakukan oleh objek.
Orang intelektual melihat fenomena tersebut sebagai suatu yang wajar. Mereka yang responsif terhadap suatu pencitraan biasanya meresponnya dengan berbagai komentar dan tanggapan. Mereka turut berpartisipasi dalam mengamati pencitraan yang dilakukan suatu objek, apakah benar atau hanya dimanipulasi saja.
Namun di mata orang awam, mereka yang tak begitu memahami tentang arti pencitraan. Kerap kali mereka mengangap hal tersebut sebagai suatu kenyataan yang terpercaya, beranggapan bahwa itu tanpa manipulasi sehingga mereka terkesan langsung mempercayainya.
Demi mencapai dan mengembangkan visi misinya, memang di perlukan bagi si objek untuk melakukan pencitraan kepada publik. Terlebih dengan kondisi masayarakat tersebut, si objek lebih melakukan pencitraan kepada orang yang awam. Mengapa? Karena orang awam lebih mudah dan lebih tergoda untuk dipengaruhinya.
B.      Kekuatan pencitraan dalam media massa
Jika anda setiap harinya membaca surat kabar atau menonton televisi, dimana anda akan mendapatkan suatu informasi baik yang anda butuhkan ataupun tidak. Biasanya melalui artikel atau tayangan yang berbau iklan. Informasi yang diberitakan tersebut, secara tidak langsung memberikan kesan pencitraan di dalam pemahaman anda.
Sebagai sumber informasi, memang media massa sangat efektif untuk melakukan pencitraan. Bagaimana suatu perusahaan atau organisasi mencitrakan dirinya untuk tujuan yang ingin mereka capai, kebanyakan bertujuan dalam mengembangkan bisnisnya.
Dengan merabah gocek yang tidak sedikit, suatu perusahaan (objek) rela memasang iklan di televisi, internet, majalah, koran dsb. Tak peduli seberapa mahal untuk beriklan, mereka anggap suatu pencitraan dalam iklan itulah yang akan menguntungkan mereka nantinya. Bisa di bilang adalah suatu bentuk investasi di dalam media massa.
Kekuatan pencitraan terletak bagaimana cara suatu perusahaan membuat pencitraan bersifat pesuasif,  menimbulkan kesan yang menarik simpati publik. Hal itu juga harus diimbangi dengan fakta yang sesuai kebenarannya. Tidak boleh membesar-besarkan yang tidak sesuai faktanya. Jika cara itu sudah dilakukan, maka pencitraan akan berhasil.
Tingkat keberhasilan pencitraan, di nilai dari seberapa paham publik terhadap kesan dan prestige perusahaan tersebut. Lebih dari hal itu, keberhasilannya juga bisa di nilai jikalau sesorang mencitrakan suatu perusahaan kepada orang lain. Sebagai contoh singkatnya, “Agus yang sedang menonton televisi, kemudian ia melihat berita tentang otomotif, dalam berita itu mengupas tentang Mobil Toyota Alphard yang begitu istimewa dan elegan. Mulai dari desain, mesin, kenyamanan berkendara yang sangat bagus. Agus pun tertarik melihat mobil tersebut. Dan kebetulan saudara Agus yang bernama Rudi ingin membeli mobil untuk kepentingan pribadi. Kemudian Agus bercerita dan menyarankan Rudi jikalau ingin membeli mobil, untuk membeli mobil Toyota Alphard saja”.
C.      Pencitraan Otomatis di dalam media massa melalui berita
Pencitraan otomatis yang di maksud yaitu bagaimana suatu media massa harus memberitakan tentang suatu objek, dimana objek tersebut mempunyai pamor yang layak untuk di beritakan setiap harinya. Karena si objek tersebut memang di butuhkan informasinya oleh publik. Pencitraan ini dilakukan atas kehendak media massa.
Dalam konteks industri
Menilik tentang konteks industri, memang tidak habis untuk diperbincangkan di media massa apapun. Publik seolah tidak ada bosannya untuk mengikuti perkembangan industri yang diberitakan oleh media. Bagaimana setiap penonton, pembaca, dan pendengar sebuah berita setiap harinya konteks perkembangan industri tak lepas dari sorotan media.
Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, perkembangan industri memang bisa di bilang semakin pesat. Lebih spesifiknya mengupas tentang perkembangan industri teknologi dan gadget. Kaitannya dengan pencitraan, bagaimana sebuah perusahaan yang berlatar belakang di bidang industri teknologi dan gadget banyak di beritakan.
Seperti yang diketahui pada zaman internet tahun 2015 ini, media massa online seperti Detik.com, Reuters.com,  phonearena.com kerap memberitakan perusahaan industri terkenal yang mempunyai pamor berkelas. Seperti Google, Microsoft, Apple, Samsung hampir setiap hari menghiasi pemberitaan media di jagad industri.  Media menganggap sumber berita dari jagad teknologi kebanyakan bersumber dari perusahaan-perusahaan itu. Demikian dengan publik, informasi atau berita tersebut memang di butuhkan untuk meningkatkan wawasannya di bidang teknologi.
Otomatis informasi yang diberitakan media massa itulah termasuk pencitraan. Walau sekecil apapun gerak-gerik perusahaan yang berpamor, hal itu tidak luput dari pemberitaan media. Perusahaan Apple misalnya, sekedar wacana atau bocoran akan merilis sebuah produk gadget terbaru, media massa sudah ramai-ramai memberitakan. Secara tidak langsung, informasi yang diberitakan media tersebut membuat publik menilai perusahaan Apple adalah perusahaan gadget terbesar, mewah, mahal dan bagus. Dari situlah kita bisa menyimpulkan bahwa Prestige suatu perusahaan memang sangat mempengaruhi pencitraan.

D.     Pencitraan Manual di dalam media massa melalui iklan
Pencitraan ini lebih kepada usaha si objek membranding atau mengiklankan dirinya di media massa. Bagaimana si objek  sendiri mengiklankan dan mencitrakan dirinya di suatu media massa untuk memperoleh simpati publik. Jika sudah mendapat simpati dan perhatian dari publik, si objek dapat dengan mudah mencapai tujuan dan meperoleh keutungannya. Pencitraan ini dilakukan atas kehendak atau keinginan objek sendiri, beda dengan pencitraan otomatis yang dilakukan atas kehendak media massa.
Pencitraan tersebut bisa di lakukan di berbagai media, seperti media cetak, elektronik, ataupun media internet. Tegantung media apa yang di inginkan oleh si objek, yang tentunya harus di pertimbangkan lebih dahulu dalam memilih media tersebut. Karena bepengaruh pada keefektifan pencitraan dalam iklan tersebut. Namun jika uang ataupun modal bukan kendalanya, dan objek ingin lebih efektif lagi, bisa melakukan pengiklanan di semua media, baik cetak, elektronik dan internet.
Dalam media cetak, iklan banyak di jumpai di surat kabar seperti koran harian dan majalah. Di Indonesia misalnya, yaitu koran harian Surya, bisa di bilang koran tersebut berisi 50% berita, 50% iklan. Lepas dari itu, pada tahun 2015, publik pembaca kurang meminati membaca berita di media cetak. Kebanyakan dari mereka beralih ke media internet.
Pengiklan di media elektronik seperti televisi, kebanyakan mereka beriklan pada tayangan yang bersifat hiburan seperti olahraga, film dan musik. Karena kebanyakan dari publik menonton tayangan televisi sebagai sarana hiburan dan juga melepas kepenatan.
Modern ini, kebanyakan perusahaan melakukan iklan pada media online. Perusahaan-perusahaan profesional di Negara maju seperti USA dan Jepang. Mereka menilai beriklan di media online lebih efektif. Berbanding dengan media elektronik seperti televisi, keunggulan dari media internetbahwa siapa pun bisa mengaksesnya. Ketika seseorang ingin memperoleh informasi yang diinginkan, dia dapat dengan mudah memperolehnya dengan cepat mudah dan kapan dia mau hanya dengan mengakses di media internet. Disamping itu keefektifitasannya adalah iklan lebih tepat pada sasaran atau target, jangkauan yang luas, dan juga tidak terbatas dengan waktu.
Seperti yang dilakukan Google, Facebook, Twitter pada tahun 2014 sampai awal 2015, dominasi iklannya begitu luar biasa pada media internet. Pendapatan yang di raupnya pun tidak sedikit. Dikutip dari Bussiness Insider (28/2/2015), tercatat data iklan di Google berjumlah 4 juta pengiklan, Facebook 2 juta pengiklan, dan Twitter 60 ribu pengiklan. Dan menurut laporan itu diperoleh data signifikan, rata rata pendapatan Google per pengiklanan USD 16.000 (sekitar Rp. 200 juta) tahun lalu, Facebook USD 7.000 (Rp. 90 juta), dan Twitter dengan pendapatan tertinggi USD 21.000 (Rp. 270.000 juta) per pengiklanan.
Mengamati persaingan pencitraan dalam konteks industri dan bisnis memang sengit dan tiada habisnya. Banyak perusahaan dan media berlomba-lomba dan bersaing dalam hal tersebut.  Seperti di kutip detikINET (20/3/2015), “Beberapa raksasa media massa international menggalang kekuatan untuk melawan dominasi Facebook dan Google di bidang iklan online. Mereka adalah Guardian, Financial Times, Thomson Reuters, CNN International dan The Economist. Mereka menawarkan para pengiklan akses pada kombinasi atau gabungan pembaca website online kelima media tersebut, yang diklaim jumlahnya tembus 110 juta. Iklan akan di sajikan secara komputerisasi dan terpogram sehingga tepat sasaran.” Hal itu menunjukkan seiring eratnya hubungan iklan dengan media, akan semakin ketat pula  persaingan pengiklanan dalam media.

Refrensi

-          edukasi.kompasiana.com/2014/06/02/apa-itu-pencitraan--656262.html
-          detik.com
-          businessinsider.com




0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Memex Indonesia | TNB