CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Monday, 20 April 2015 0 comments
Tugas Proposal Penelitian 
“Pengaruh Religiusitas Terhadap Pola Perilaku Remaja Kec. Gondanglegi, Kab. Malang”
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/46/Logo_umm.png

Nama: Sandy Kurniawan
NIM: 2013100401311290
Dosen: Dr. Tri Sulistyaningsih M.Si
Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial


Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ilmu Komunikasi

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa pergantian atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini dianggap sebagai masa-masa yang  penting dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam pembentukan kepribadian seseorang. Pada masa transisi inilah yang menjadikan emosi remaja kurang stabil. Sehingga tidak jarang menemui remaja yang melakukan perilaku negatif dan penyimpangan. Perilaku penyimpangan ini bisa menyimpang dari norma hukum, norma agama dan norma yang dianut masyarakat. Masyarakat biasa menyebutnya dengan istilah kenakalan remaja.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku, salah satunya menurut Jensen (dalam Sarwono 2010: 255) mengatakan bahwa kenakalan remaja disebabkan karena remaja lebih mementingkan faktor individu dibandingkan dengan faktor lingkungan (Rational choice). Kenakalan remaja yang dilakukannya itu adalah atas kemauanya sendiri. Misalnya kenakalan remaja disebabkan karena kurangnya iman dalam diri remaja itu sendiri.
Selain faktor terebut Selain faktor-faktor tersebut, kenakalan remaja juga bisa dipengaruhi oleh religiusitas remaja. Diibaratkan jika remaja memiliki religiusitas rendah maka
perilaku kenakalannya tinggi, dan sebaliknya semakin tinggi religiusitas maka semakin
rendah tingkat kenakalan pada remaja. Mengapa demikian, karena ia memandang agama sebagai tujuan utama hidupnya sehingga ia berusaha mementingkan ajaran agamanya dalam perilakunya sehari-harinya.
            Menurut Sudarsono (2008: 120) menurutnya anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar disebabkan karena lalai menunaikan perintah-perintah agama. Pendapat ini diperkuat oleh Sutoyo(2009: 99), menurutnya individu melakukan suatu penyimpangan disebabkan karena fitrah iman yang ada pada setiap individu tidak bisa berkembang dengan
sempurna atau imannya berkembang tetapi tidak bisa berfungsi dengan baik,sehingga  menyebabkan individu melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat negatif atau menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya.
            Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Religiusitas Terhadap Pola Perilaku Remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang?
2. Berapa besar pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang?


1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang

1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis: Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dapat di sosialisasikan oleh lembaga agama kepada remaja
2. Secara Praktis
a. Untuk remaja di Gondanglegi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya peran agama (religiusitas) dalam kaitanya dengan pola perilaku remaja Gondanglegi.
b. Guru dan tokoh agama di Gondanglegi
            Diharapkan dari penelitian ini para guru dan tokoh agama menjadi lebih tau mengenai ”Pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang”, sehingga ia bisa mencegah dan mengayomi remaja di Gondanglegi.







Bab II
Kajian Pustaka
A.    Hasil Penelitian Terdahulu

No.
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
Kesimpulan
1.
Kunto Jati, Winda Rahmadewanti, Yudistira Yusran
Pengaruh menonton tayangan kekerasan pada tingkat imitasi perilaku remaja
Kuantitatif
Dari hasil penelitian didapat, responden tidak semuanya setuju terhadap tayangan kekerasan. 33.67% netral, 30% setuju. 20% tidak setuju
Kebanyakan responden menadapatkan hukuman dari orangtua atau guru jika melakukakan perilaku kekerasan
2.
Moh. Nur Khoirudin
Hubungan pendidikan akidah akhlak terhadap tingkah laku siswa MtsN Pandaan
Kuantitaif
Besarnya dari hasil ‘r’ kerja adalah 0,892 yang letaknya antara 0,800 sampai 0,100,
Dapat diambil kesimupulan bahwa hubungan pendidikan aqidah akhlak terhadap tingkah laku siswa di MtsN Pandaan adalah tinggi
3.
Christiany Juditha
Hubungan penggunaan situs jejaring social Facebook terhadap perilaku remaja di kota Makassar
Kuantitaif
Sebanyak 103 responden (50,49%) jika FB merupakan media yang dianggap dapat menambah teman. Selain itu 109 remaja (53,43%) merasa terhibur dengan FB
Terdapat hubungan penggunaan situs jejarngsosial terhadap perilaku remaja di Kota Makassar

Perbedaan Penelitian pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang” terhadap 3 Jurnal di atas:
a.       Perbandingan penelitian dengan judul No.1 = Perbedaanya terletak pada subjek variable x, jika No.1 membahas tentang masalah hiburan untuk remaja, maka penelitian ini mambahas pada keagamaan untuk remaja. Perbedaan temanya pun cukup signifikan. Yang mengaitkan adalah tentang perilaku remajanya. Tetapi Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.
b.      Perbandingan penelitian dengan judul No.2 = Perbedaannya jika No.2 membahas tingkah laku yang dianjurkan dalam agama islam , maka penelitian ini mencakup lebih umum lagi tentang keagamaan. Secara garis besar temanya sama yaitu tentang agama. Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.
c.       Perbandingan penelitian dengan judul No.3 = Perbedaanya terletak pada temanya, jika No.3 membahas tentang masalah media sosial untuk remaja, maka penelitian ini mambahas pada keagamaan untuk remaja. Perbedaan temanya pun cukup signifikan. Yang mengaitkan adalah tentang perilaku remajanya. Tetapi Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.


B.     Konsep Penelitian
a.       Pengertian Religius
            Religiusitas berasal dari kata religi, religion (inggris), religio (latin), dan ad-dien (arab). Menurut Drikarya (dalam Widyanta 2005:80) kata religi berasal dari bahasa latin religio yang akar katanya religae yang berarti mengikat. Maksudnya adalah suatu kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan.
            Menurut Glock dan Strak (dalam Ancok dan Suroro 1995:76) mendefinisikan agama merupaka sistem symbol, sistem keyakinan, sistem nilai, sistem perilaku yang terlambangkan yang semuanya berpusat dari persoalan-persoalan yang dihayati yang paling maknawi.
            Menurut Mangunwijaya (dalam Andisti dan Ritandiyono 2008:172) bila dilihat dari kenampakannya, agama lebih menunjukan kepada suatu kelambagaan yang mengatur tata cara manusia menyembah tuhan. Sedangkan religiusitas lebih menunjuk kepada aspek yang ada di lubuk hati manusia.
Ciri-ciri individu yang mempunyai Religiusitas
            Glock dan Strak juga mengemukakan ciri-ciri Individu yang mempunyai Religiusitas:
1.      Memiliki keyakinan aqidah yang kuat
2.      Mengerjakan kegiatan ritual yang diajarkan agama
3.      Perilaku yang dikerjarkan sesuai dengan motivasi yang diajarkan agama
4.      Mengetahui dan memahami hal-hal dasar yang menjadi pokok keyakinan, kitab suci dan budaya agama
5.      Merasakan pengalaman yang ajaib dalam meyakinkan imannya

b.      Pengertian Remaja
            Salah satu masa dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Desmita (2008:189) Istilah remaja berasal dari bahasa latin “adolescere”. Menurut Piaget istilah “adoslecere” pada saat inmempunya arti yang lebih luas, yang mencakup kematangan emosional, mental, sosial dan fisik.
            Monks (2006:262) mengatakan masa remaja berlangsung antarausia 12 tahun hingga 21 tahun. Dengan pembagian 12-15 tahun:masa remaja awal, 15-18 tahun:masa remaja pertengahan, 18-21 tahun:masa remaja akhir.
Ciri-ciri Remaja
            Hurlock (1980: 201-209) menyebutkan cirri-ciri remaja yaitu sebagai berikut:
1.      Masa remaja dianggap sebagai periode yang penting
2.      Masa remaja dianggap sebagai periode peralihan
3.      Masa remaja dianggap sabagai periode perubahaan
4.      Masa remaja sebagai usia bermasalah
5.      Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6.      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7.      Masa remaja sebagai usia yang tidak realistik
8.      Masa remaja sebagai masa ambang dewasa

c.       Kesimpulan secara konsep
Kesimpuan Religiusitas
      Berdasarkan definisi di atas bisa disimpulkan bahwa religiusitas adalah suatu gambaran dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkah laku, bersikap, bertindak sesuai yang diajarkan agamanya.
Kesimpulan Perilaku Remaja
      Secara umum perilaku remaja bisa disimpulkan bahwa segala sesuatu atau aktifitas yang dilakukan oleh orang berumur 12-21 tahun, baik perilaku itu bersifat negative atau positif. Dan aktifitas itu didasari oleh kemauanya sendiri.














Bab III
Metode Penelitian
A.    Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif  karena untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable yang satu dengan yang lain.

B.     Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuantitatif yang yang diambil melalui data primer yang diperoleh  secara langsung dari responden yang diteliti dengan memberikan kuisioner  kepada responden.

C.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1.      Keperpustakaan yaitu mencari informasi dari remaja yang dibutuhkan untuk penelitian yang terpilih menjadi populasi. Data dari internet atau dari sumber data lain.
2.      Observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung baik terhadap kegiatan dan aktifitas religius dan perubahan perilaku remaja tersebut di Kec Gondanglegi, Kab. Malang.
3.      Teknik wawancara, peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan langsung atau subjek yaitu sebagian besar remaja religious di Kec. Gondanglegi, Kab. Malang

D.    Populasi dan sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari penelitian yang menjadi pusat dan menjadi sumber data penelitian. Populasi penelitian ini sebagian besar remaja Kec. Gondanglegi yang mempunyai religiusitas yang mana berprilaku baik maupun berprilaku buruk.

2.      Sampel
Sampel penelitian diperoleh dengan mengambil sebagian besar data responden dari populasi. Hal ini mengacu pada (Sugiyono 2005:90) yang mengatakan bahwa wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakterikstik tertentu yang di tetapkan peneliti untuk memepelajari dan kemudian diambil kesimpulan.
























Bab IV
Analisis Data

           Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul akan menjadi tidak berguna jika tidak dilakukan analisis. Oleh karena itu analisis data berfungsi member arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu.
           Analisis data yang digunakan oleh peneliti menggunakan analisis data kuantitaif melalui proses analisa deskriptif. Analisa Deskriptif digunakan untuk membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variable-variabel yang di teliti atau merangkum hasil pengamatan penelitian yang sudah dilakukakan tanpa membuat kesimpulan berlaku secara umum. Dari variable yang diperoleh populasi dan sampel di atas. Statistik deskriptif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan dan penyajian dengan mendeskripsikan data-data dari hasil pengamatan.
           Diperlukan teknik statistik untuk menguji adakah pengaruh religiusitas tehadap pola perilaku remaja Kec. Gondanglegi Kab. Malang. Dengan menggunakan teknik deskriptif kecenderungan memusat (Measures of Central Tendency). Berikut penjelasannya:
Dengan menggunakan 3 nilai yang dapat mengukur kecenderungan memusat, yakni Mean, Median, Modus.
1.      Mean : Untuk memperoleh nilai rata-rata dari sekumpulan data penelitian yang di peroleh untuk diambil kesimpulan.
2.      Median : Untuk mengethaui nilai tengah dari skumpulan data yang sudah diurutkan dari hasil penelitian.
3.      Modus : Untuk memperoleh nilai yang sering muncul dalam data penelitian tersebut, dan untuk diambil kesimpulan.






Daftar Pustaka

1.      Nur Khairudin, Moh. 2007. Hubungan Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Tingkah Laku Siswa” (online) (“http://www.academia.edu/7608041/PENGARUH_AQIDAH_AKHLAK_TERHADAP_TINGKAH_LAKU_SISWA, diakses pada tanggal 14 April 2015)

2.      Jati, Kunto. 2014. “Pengaruh Menonton Tayangan Kekerasan Pada Tingkat Imitasi Perilaku Remaja”. (online) (http://www.academia.edu/9989046/PENGARUH_MENONTON_TAYANGAN_KEKERASAN_PADA_TINGKAT_IMITASI_PERILAKU_REMAJA_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Metode_Penelitian_Komunikasi_Kuantitatif_Fakultas_Ilmu_Sosial_dan_Ilmu_Politik, diakses pada tanggal 14 April 2015)
3.      Haryanto.  2010. “Pengertian Remaja Menurut Para Ahli” (online) (http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, diakses pada tanggal 14 April 2015)
4.      Indriani, Gita. 2013. “Populasi, Sampel dan teknik Sampling” (online) (http://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling , diakses tangal 15 April 2015)

5.      Halib, Idham. 2014. “Definisi Populasi dan Sampel Menurut Para Ahli” (online) (http://konawe-online.blogspot.com/2012/07/definisi-populasi-dan-sampel-menurut.html#_, diakses tanggal 15 april 2015)


6.      Dewinta, Dita. 2013. “Analisa Data Kuantitaif”. (online). (http://ditadewinta.blogspot.com/2013/12/analisis-data-kuantitatif.html, diakses tanggal 16 April 2015)

0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Memex Indonesia | TNB