Tugas Proposal Penelitian
“Pengaruh Religiusitas Terhadap Pola
Perilaku Remaja Kec. Gondanglegi, Kab. Malang”
Nama: Sandy Kurniawan
NIM: 2013100401311290
Dosen: Dr. Tri Sulistyaningsih M.Si
Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial
Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ilmu Komunikasi
Bab
I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Masa
remaja merupakan masa pergantian atau transisi dari masa anak-anak menuju masa
dewasa. Masa ini dianggap sebagai masa-masa yang penting dalam kehidupan seseorang, khususnya
dalam pembentukan kepribadian seseorang. Pada masa transisi inilah yang
menjadikan emosi remaja kurang stabil. Sehingga tidak jarang menemui remaja yang
melakukan perilaku negatif dan penyimpangan. Perilaku penyimpangan ini bisa
menyimpang dari norma hukum, norma agama dan norma yang dianut masyarakat. Masyarakat
biasa menyebutnya dengan istilah kenakalan remaja.
Banyak
faktor yang mempengaruhi perilaku, salah satunya menurut Jensen (dalam Sarwono
2010: 255) mengatakan bahwa kenakalan remaja disebabkan karena remaja lebih
mementingkan faktor individu dibandingkan dengan faktor lingkungan (Rational
choice). Kenakalan remaja yang dilakukannya itu adalah atas kemauanya
sendiri. Misalnya kenakalan remaja disebabkan karena kurangnya iman dalam diri
remaja itu sendiri.
Selain
faktor terebut Selain faktor-faktor tersebut, kenakalan remaja juga bisa
dipengaruhi oleh religiusitas remaja. Diibaratkan jika remaja memiliki
religiusitas rendah maka
perilaku
kenakalannya tinggi, dan sebaliknya semakin tinggi religiusitas maka semakin
rendah tingkat
kenakalan pada remaja. Mengapa demikian, karena ia memandang agama sebagai
tujuan utama hidupnya sehingga ia berusaha mementingkan ajaran agamanya dalam
perilakunya sehari-harinya.
Menurut Sudarsono (2008: 120)
menurutnya anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar disebabkan
karena lalai menunaikan perintah-perintah agama. Pendapat ini diperkuat oleh
Sutoyo(2009: 99), menurutnya individu melakukan suatu penyimpangan disebabkan karena
fitrah iman yang ada pada setiap individu tidak bisa berkembang dengan
sempurna
atau imannya berkembang tetapi tidak bisa berfungsi dengan baik,sehingga menyebabkan individu melakukan
perbuatan-perbuatan yang bersifat negatif atau menyimpang dari aturan-aturan
yang berlaku di lingkungannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Religiusitas Terhadap Pola
Perilaku Remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh
religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab.
Malang?
2. Berapa besar
pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi,
Kab. Malang?
1.3
Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan
Gondanglegi, Kab. Malang
2. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku remaja
di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang
1.4
Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis:
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dapat di sosialisasikan
oleh lembaga agama kepada remaja
2. Secara Praktis
a. Untuk remaja
di Gondanglegi
Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya
peran
agama (religiusitas) dalam kaitanya dengan pola perilaku remaja Gondanglegi.
b. Guru dan
tokoh agama di Gondanglegi
Diharapkan dari penelitian ini para
guru dan tokoh agama menjadi lebih tau mengenai ”Pengaruh
religiusitas terhadap pola perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab.
Malang”, sehingga ia bisa mencegah dan mengayomi remaja di Gondanglegi.
Bab II
Kajian Pustaka
A.
Hasil
Penelitian Terdahulu
No.
|
Peneliti
|
Judul
|
Metode
|
Hasil
|
Kesimpulan
|
1.
|
Kunto
Jati, Winda Rahmadewanti, Yudistira Yusran
|
Pengaruh
menonton tayangan kekerasan pada tingkat imitasi perilaku remaja
|
Kuantitatif
|
Dari
hasil penelitian didapat, responden tidak semuanya setuju terhadap tayangan
kekerasan. 33.67% netral, 30% setuju. 20% tidak setuju
|
Kebanyakan
responden menadapatkan hukuman dari orangtua atau guru jika melakukakan
perilaku kekerasan
|
2.
|
Moh.
Nur Khoirudin
|
Hubungan
pendidikan akidah akhlak terhadap tingkah laku siswa MtsN Pandaan
|
Kuantitaif
|
Besarnya dari
hasil ‘r’ kerja adalah 0,892 yang letaknya antara 0,800 sampai 0,100,
|
Dapat
diambil kesimupulan bahwa hubungan pendidikan aqidah akhlak terhadap tingkah
laku siswa di MtsN Pandaan adalah tinggi
|
3.
|
Christiany
Juditha
|
Hubungan
penggunaan situs jejaring social Facebook terhadap perilaku remaja di kota
Makassar
|
Kuantitaif
|
Sebanyak
103 responden (50,49%) jika FB
merupakan media yang dianggap dapat menambah teman. Selain itu 109 remaja
(53,43%) merasa terhibur dengan FB
|
Terdapat
hubungan penggunaan situs jejarngsosial terhadap perilaku remaja di Kota
Makassar
|
Perbedaan
Penelitian ”pengaruh religiusitas terhadap pola
perilaku remaja di Kecamatan Gondanglegi, Kab. Malang” terhadap 3 Jurnal di
atas:
a.
Perbandingan penelitian dengan judul
No.1 = Perbedaanya terletak pada subjek variable x, jika No.1 membahas tentang masalah
hiburan untuk remaja, maka penelitian ini mambahas pada keagamaan untuk remaja.
Perbedaan temanya pun cukup signifikan. Yang mengaitkan adalah tentang perilaku
remajanya. Tetapi Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.
b.
Perbandingan penelitian dengan judul
No.2 = Perbedaannya jika No.2 membahas tingkah laku yang dianjurkan dalam agama
islam , maka penelitian ini mencakup lebih umum lagi tentang keagamaan. Secara
garis besar temanya sama yaitu tentang agama. Metode yang di gunakan sama yaitu
Kuantitatif.
c.
Perbandingan penelitian dengan judul
No.3 = Perbedaanya terletak pada temanya, jika No.3 membahas tentang masalah
media sosial untuk remaja, maka penelitian ini mambahas pada keagamaan untuk
remaja. Perbedaan temanya pun cukup signifikan. Yang mengaitkan adalah tentang
perilaku remajanya. Tetapi Metode yang di gunakan sama yaitu Kuantitatif.
B.
Konsep
Penelitian
a.
Pengertian Religius
Religiusitas
berasal dari kata religi, religion (inggris), religio (latin), dan ad-dien
(arab). Menurut Drikarya (dalam Widyanta 2005:80) kata religi berasal dari
bahasa latin religio yang akar katanya religae yang berarti mengikat. Maksudnya
adalah suatu kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan.
Menurut
Glock dan Strak (dalam Ancok dan Suroro 1995:76) mendefinisikan agama merupaka
sistem symbol, sistem keyakinan, sistem nilai, sistem perilaku yang
terlambangkan yang semuanya berpusat dari persoalan-persoalan yang dihayati
yang paling maknawi.
Menurut
Mangunwijaya (dalam Andisti dan Ritandiyono 2008:172) bila dilihat dari
kenampakannya, agama lebih menunjukan kepada suatu kelambagaan yang mengatur
tata cara manusia menyembah tuhan. Sedangkan religiusitas lebih menunjuk kepada
aspek yang ada di lubuk hati manusia.
Ciri-ciri individu yang mempunyai Religiusitas
Glock
dan Strak juga mengemukakan ciri-ciri Individu yang mempunyai Religiusitas:
1.
Memiliki keyakinan aqidah yang kuat
2.
Mengerjakan kegiatan ritual yang
diajarkan agama
3.
Perilaku yang dikerjarkan sesuai dengan
motivasi yang diajarkan agama
4.
Mengetahui dan memahami hal-hal dasar
yang menjadi pokok keyakinan, kitab suci dan budaya agama
5.
Merasakan pengalaman yang ajaib dalam
meyakinkan imannya
b.
Pengertian Remaja
Salah
satu masa dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Desmita
(2008:189) Istilah remaja berasal dari bahasa latin “adolescere”. Menurut
Piaget istilah “adoslecere” pada saat inmempunya arti yang lebih luas, yang
mencakup kematangan emosional, mental, sosial dan fisik.
Monks
(2006:262) mengatakan masa remaja berlangsung antarausia 12 tahun hingga 21
tahun. Dengan pembagian 12-15 tahun:masa remaja awal, 15-18 tahun:masa remaja
pertengahan, 18-21 tahun:masa remaja akhir.
Ciri-ciri Remaja
Hurlock
(1980: 201-209) menyebutkan cirri-ciri remaja yaitu sebagai berikut:
1.
Masa remaja dianggap sebagai periode
yang penting
2.
Masa remaja dianggap sebagai periode
peralihan
3.
Masa remaja dianggap sabagai periode
perubahaan
4.
Masa remaja sebagai usia bermasalah
5.
Masa remaja sebagai masa mencari
identitas
6.
Masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan
7.
Masa remaja sebagai usia yang tidak
realistik
8.
Masa remaja sebagai masa ambang dewasa
c.
Kesimpulan secara konsep
Kesimpuan
Religiusitas
Berdasarkan definisi di atas bisa
disimpulkan bahwa religiusitas adalah suatu gambaran dalam diri seseorang yang
mendorongnya bertingkah laku, bersikap, bertindak sesuai yang diajarkan
agamanya.
Kesimpulan
Perilaku Remaja
Secara umum perilaku remaja bisa
disimpulkan bahwa segala sesuatu atau aktifitas yang dilakukan oleh orang
berumur 12-21 tahun, baik perilaku itu bersifat negative atau positif. Dan
aktifitas itu didasari oleh kemauanya sendiri.
Bab III
Metode Penelitian
A.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif
karena untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable yang satu
dengan yang lain.
B.
Sumber Data
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan kuantitatif yang yang diambil melalui data primer yang
diperoleh secara langsung dari responden
yang diteliti dengan memberikan kuisioner
kepada responden.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian
ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Keperpustakaan
yaitu mencari informasi dari remaja yang dibutuhkan untuk penelitian yang
terpilih menjadi populasi. Data dari internet atau dari sumber data lain.
2. Observasi,
peneliti melakukan pengamatan secara langsung baik terhadap kegiatan dan
aktifitas religius dan perubahan perilaku remaja tersebut di Kec Gondanglegi,
Kab. Malang.
3. Teknik
wawancara, peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan langsung atau
subjek yaitu sebagian besar remaja religious di Kec. Gondanglegi, Kab. Malang
D.
Populasi dan
sampel
1. Populasi
Populasi adalah
keseluruhan dari penelitian yang menjadi pusat dan menjadi sumber data
penelitian. Populasi penelitian ini sebagian besar remaja Kec. Gondanglegi yang
mempunyai religiusitas yang mana berprilaku baik maupun berprilaku buruk.
2. Sampel
Sampel
penelitian diperoleh dengan mengambil sebagian besar data responden dari
populasi. Hal ini mengacu pada (Sugiyono 2005:90) yang mengatakan bahwa wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan
karakterikstik tertentu yang di tetapkan peneliti untuk memepelajari dan
kemudian diambil kesimpulan.
Bab
IV
Analisis
Data
Analisis data berasal dari hasil
pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul akan menjadi tidak berguna
jika tidak dilakukan analisis. Oleh karena itu analisis data berfungsi member
arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu.
Analisis data yang digunakan oleh
peneliti menggunakan analisis data kuantitaif melalui proses analisa
deskriptif. Analisa Deskriptif digunakan untuk membantu peneliti
mendeskripsikan ciri-ciri variable-variabel yang di teliti atau merangkum hasil
pengamatan penelitian yang sudah dilakukakan tanpa membuat kesimpulan berlaku
secara umum. Dari variable yang diperoleh populasi dan sampel di atas.
Statistik deskriptif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan dan
penyajian dengan mendeskripsikan data-data dari hasil pengamatan.
Diperlukan teknik statistik untuk
menguji adakah pengaruh religiusitas tehadap pola perilaku remaja Kec.
Gondanglegi Kab. Malang. Dengan menggunakan teknik deskriptif kecenderungan
memusat (Measures of Central Tendency).
Berikut penjelasannya:
Dengan
menggunakan 3 nilai yang dapat mengukur kecenderungan memusat, yakni Mean,
Median, Modus.
1. Mean
: Untuk memperoleh nilai rata-rata dari sekumpulan data penelitian yang di
peroleh untuk diambil kesimpulan.
2. Median
: Untuk mengethaui nilai tengah dari skumpulan data yang sudah diurutkan dari
hasil penelitian.
3. Modus
: Untuk memperoleh nilai yang sering muncul dalam data penelitian tersebut, dan
untuk diambil kesimpulan.
Daftar
Pustaka
1.
Nur Khairudin, Moh. 2007. Hubungan Pendidikan
Aqidah Akhlak Terhadap Tingkah Laku Siswa” (online) (“http://www.academia.edu/7608041/PENGARUH_AQIDAH_AKHLAK_TERHADAP_TINGKAH_LAKU_SISWA,
diakses pada tanggal 14 April 2015)
2.
Jati, Kunto. 2014. “Pengaruh Menonton Tayangan
Kekerasan Pada Tingkat Imitasi Perilaku Remaja”. (online) (http://www.academia.edu/9989046/PENGARUH_MENONTON_TAYANGAN_KEKERASAN_PADA_TINGKAT_IMITASI_PERILAKU_REMAJA_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Metode_Penelitian_Komunikasi_Kuantitatif_Fakultas_Ilmu_Sosial_dan_Ilmu_Politik,
diakses pada tanggal 14 April 2015)
3.
Haryanto. 2010. “Pengertian Remaja Menurut Para Ahli”
(online) (http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/,
diakses pada tanggal 14 April 2015)
4.
Indriani, Gita. 2013. “Populasi, Sampel
dan teknik Sampling” (online) (http://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling
, diakses tangal 15 April 2015)
5.
Halib, Idham. 2014. “Definisi Populasi
dan Sampel Menurut Para Ahli” (online) (http://konawe-online.blogspot.com/2012/07/definisi-populasi-dan-sampel-menurut.html#_,
diakses tanggal 15 april 2015)
6.
Dewinta, Dita. 2013. “Analisa Data
Kuantitaif”. (online). (http://ditadewinta.blogspot.com/2013/12/analisis-data-kuantitatif.html,
diakses tanggal 16 April 2015)
0 comments:
Post a Comment